Aku terpaku diam menatap lelaki rapuh di depanku.Mata sebelah kanannya yg tidak sempurna dan kaki yg tidak bisa berjalan dengan normal (pincang) dengan gesit membersihkan meja di depanku dan mengumpulkan piring2 kotor yg ada di ruangan itu.Aku terus menatap bapak tua itu dengan nanar,diam2 aku teringat sesuatu.Sepertinya aku kenal bapak ini,tapi dimana ya ??sambil menunggu peasananku datang aku terus mencoba mengingat kembali siapa sebenarnya bapak itu.Aku melihatnya dari jauh dengan segala kesibukannya tanpa terlihat adanya kelelahan disana.
Tiba2 lamunanku buyar ketika seorang pelayan mengantarkan pesananku.Dengan perut kosong aku langsung melahap sepiring kepiting yg ada di depanku.Aku berhenti ketika seorang pelayan berteriak dengan nada marah kepada bapak tua itu sambil melemparkan beberapa piring kotor ke dalam baskom.Dengan sabar bapak tua itu menghampirinya dan membawa piring2 kotor itu ke belakang.Aku terenyuh sekaligus tidak melanjutkan makan lagi.Ingin rasanya membentak pelayan kurang ajar itu.Mbok ya yg sopan ama orang tua? (pentung2). akhirnya aku memutuskan untuk membungkus makanan itu dan melanjutkannya nanti di rumah.
Di perjalanan aku masih membayangkan wajah bapak tua itu,kulitnya yg mulai keriput dan tulang pipinya yang menyiratkan banyak beban disana.Dengan umurnya yg sudah tua dan kondisi fisiknya yg seperti itu seharusnya dia tidak boleh bekerja lagi.Aku bertanya2 kemana kah saudaranya ? apakah dia punya anak dan istri ? kalau memang iya kenapa anaknya tidak mengurusnya di usianya yg sekarang ?trus istrinya kemana ? . Klakson mobil di belakangku membuyarkan lamunanku..sialll malam2 begini ngapain tuh truk sampah lewat ? dengan baunya yg khas melewatiku begitu saja.Sambil menutup hidung aku membawa motor pelan2 agar jauh dr truk sampah baukk itu.
Aha…aku ingat sekarang ternyata bau sampah itu mengingatkanku pada bapak tua itu.Pantas aja aku seperti mengenalinya.Setiap hari sabtu atau minggu siang kalau aku di rumah pasti ketemu dia.Dia dengan rajinnya mengorek2 tempat sampah yg ada di depan rumah,dengan karung yg lumayan besar menempel di pundaknya dan kayu panjang sebagai pengait gak lepas dr tangan kanannya.Berarti bapak tua itu dari pagi sampai sore dia mengumpulkan barang2 berkas dan menjualnya kembali.Sementara kalau malam hari dia bekerja sebagai tukang cuci piring di sebuah rumah makan.
Aku menghela nafas…uhhhhh betapa semangatnya bapak tua itu,umurnya yg semakin tua tidak menghalangi dia untuk tetap bertahan hidup. Dia menaklukkan kerasnya hidup dengan segala kekurangannya.Aku masih ingat topi tua yg dulu aku buang begitu aja di tempat sampah,dengan santainya dia memungutnya kembali dan memakainya.Kemudian topi itu tidak pernah lepas dr rambutnya yg sudah memutih.Ingin rasanya mengganti topi itu dengan yg baru dan memintanya untuk membuang topi itu .Tapi aku malu melakukannya takut bapak itu tersinggung.Ahhh aku hanya bisa berdoa agar bapak tua itu di beri kesehatan selalu dan rezeki yg melimpah.Aku belajar banyak dari semangat hidup nya.Eh tapi ampe sekarang aku masih gondok lho ama pelayan di rumah makan itu, aku gak mau makan disitu lagi,aku takut melihat bapak tua itu di bentak lagi ..Hikkkssss…sabar ya pak ??
0 comments:
Post a Comment